Dua minggu terakhir di penghujung tahun 2009 adalah catatan penutupan tahun yang tidak terlalu bagus. Terlena oleh harapan kosong. Aku berharap pada semu. Celah kosong kerinduan yang mengijinkannya masuk. Aku goyah seperti terseret, yang kudapat hanya guratan lubang yang semakin menganga. Aku tidak terlalu pandai membuat tempelan aplikasi*) menggunakan kain kiasan dengan jahitan jelujur kata yang hampa. Aku hanya selembar simbut badingkut**) tua buatan nenek dengan jahitan tangan seadanya. Simbut badingkut**) yang berharap dapat menjadi pelindung tidur dari dinginnya malam yang menusuk, tapi ia sendiri pilu oleh dinginnya kesendirian yang tak kunjung usai. Selalu saja menanti dan berharap pada semu.
Juga seperti putaran roda gerobak tukang baso yang tak laku. Berputar tanpa henti, tanpa pembeli. Ia juga sama pilunya. Pilu dengan kemonotonan putarannya yang itu-itu saja. Lelah berputar tanpa ada pengganti keringat si mpu sebagai pendorongnya. Terus berputar tanpa tau kemana, hanya mengikuti dorongan tak menentu. Ia tak punya kendali atas dirinya sendiri.
Yaa...mungkin ini adalah dua kata favoritku "biarkan saja". Entah apa yang tidak akan ku biarkan. Lagi-lagi "biarkan saja". Entah apa yang paling ku pedulikan sehingga tidak akan ku "biarkan saja". Lagi dan lagi "biarkan saja". Semua hal ku "biarkan saja" seolah aku tak pernah peduli pada apapun. Tapi jika kau ingin tahu, itu caraku untuk bertahan hidup untuk seolah biasa.Sekalipun kisah hidupku dilanda tsunami, besok lusa aku tetap bejalan tegak seolah hidupku datar tanpa konjungtur ujian-ujian dari Tuhan yang turun naik. Bisa jadi ini namanya bebal tapi bisa jadi juga ini namanya kebal.
Mmm...mungkin tidak benar-benar semua hal ku "biarkan saja", satuhal yang sudah tentu tidak akan ku "biarkan saja". Cerita hidup anakku, Falih. Maka dari itu kubuatkan cerita-cerita ini untuk ia tahu seberapa jahat, seberapa kejam, seberapa sulit, atau seberapa indah hidup yang pernah bundanya lalui. Tidak berarti untuk ia tiru sebagai contoh. Tapi ini sebagai "peta" dimana letak lubang-lubang jahanam yang dapat membuatnya terperosok ke dalam kubangan lumpur hitam yang membuat sulit keluar dari sana untuk menjadi bersih dan wangi kembali seperti Falih yang baru mandi sore. Bunda gambarkan ini untukmu, nak. Bunda tandai dengan tinta merah setiap kubangan itu agar kau hapal dan menjauhinya. Bunda ingin kau tetap "bersih dan wangi". Agar Tuhan dan malaikat-malaikat-Nya senang berdekatan denganmu, dan sekali-sekali menciumimu. Dia yang Maha Kekal, karena bunda tidak akan selamanya dapat memberikanmu pembaharuan "peta-peta" itu. Hidup bunda hanya hitungan mundur, nak.
Maafkan bunda untuk catatan penutup di penghujung akhir tahun 2009 yang tidak terlalu bagus.
Hanya berkisah tentang simbut badingkut**) dan putaran roda gerobak tukang baso.
note:
(sebagai pengetahuan aja untuk yg blm tahu)
1.tempelan aplikasi*) : potongan-potongan kain yang dibentuk menyerupai gambar kemudian ditempel dan dijahit pada kain sebagai hiasan, modernnya disebut quilting
lihat...http://www.ebsqart.com/Art/9002/570115.jpg
2.simbut badingkut**) :simbut=selimut dalam bahasa sunda, badingkut: dibuat dari potongan-potongan kain perca, modernnya disebut patchwork
lihat..http://images.teamsugar.com/files/users/1/15111/20_2007/patchwork%20laptop%20case.jpeg
ohh... sangat menyentuh... :)... kren2...
BalasHapusya udah follow atuh blog sy...bisa g pny account blogger jg kan...heuheu..maksa!!!
BalasHapusteteh...u re the one of the best mother in the world !
BalasHapussetelah mamah ku tentunya..
Tak tertahan air mata ini ...hikz...hikzz..
@ Dieka : heeiiii...kita ketemu lg d sini..
@ibunyah falih.. tuh.. the cycloptux dah polow.. hehehe
BalasHapus@desitahh... iya... aq lompat2 nih.. jadi nyampe sini.. hahahaha
Wah, dalem banget maknanya. sedalam "guratan lubang yang semakin menganga". Hehe.
BalasHapuskeren banget blognya..gmn caranya mempercantik blog kayak blog ibu Falih?
BalasHapus