Terimakasih telah berkunjung kesini. Ini adalah blog seorang ibu dari anak laki-laki tampan bernama Mahesa Gilbert Pranafalih. Selamat membaca!!! mudah-mudahan ada hal yang dapat menginspirasi...
RSS

Jumat, 08 Juli 2016

Lagi-lagi Cinta....Iya...Aku Cinta Kamu...

Bulan Maret lalu galau...kini cerita cintaku sudah lain lagi...
Sejak lama aku mengaguminya tapi tidak pernah berharap terlalu jauh karena dia memang jauh di UK. Sampai akhirnya dia pindah ke Bangkok, Thailand tahun lalu, kami masih saja tidak pernah membahas soal masa depan. Aku sendiri terlalu takut memulainya. Sampai kemudian ada orang lain yang mendekatiku (yang membuat aku galau maret lalu), sejujurnya aku ragu tapi aku mencoba membuka hati, tapi ternyata dia tidak seserius yang aku pikir. Aku kembali lagi pada pujaan hatiku yang tinggal di Bangkok. Kebetulan aku memiliki kesempatan ke Bangkok akhir Mei lalu. Akhirnya kami bertemu. Nampaknya kami memang tertarik satu sama lain.
karena selama di Bangkok dia tidak bekerja, simpanan uangnya pun mulai menipis, masa tinggalnya di Bangkok tidak dia perpanjang lagi. Disaat yang sama aku tawari dia untuk datang ke Indonesia, aku memang mengundangnya untuk hanya sebatas berlibur disini, karna tidak ingin berpikir terlalu galau untuk hal yang terlalu jauh. Ternyata di saat yang sama pula ada yang menawari pekerjaan di Japan.
Karena izin tinggal di japan lebih mudah dan dengan adanya tawaran pekerjaan akhirnya dia memutuskan untuk ke Jepang. Aku berfikir dari sudut yang positif kalau dia bisa menyambung hidupnya di Jepang, bekerja dan mendapat uang.Walaupun aku sebenarnya ragu dengan pekerjaan yang ditawarkan padanya. Hari ini mungkin hari ke-12 dia tinggal di Japan. Dan aku menyangsikan tentang bagaimana kelangsungan hidupnya disana. Dia tinggal di rumah Mr. Matsunaga, dan bekerja di tanah Mr. Matsunaga untuk mendapatkan makan dan tinggal gratis. Belum ada kabar juga tentang bagaimana pekerjaan yang temannya tawarkan. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk bertanyaa soal rencananya kedepan. Dia berpikir untuk kembali ke UK karena tidak yakin untuk stay di Japan. aku sedih tapi aku g mau nunjukin kalau aku sedih. Asia masih mungkin aku jangkau, sebenarnya UK pun mungkin saja. Tapi rasanya ga berani untuk membayangkannya. Jika dikaitkan dengan usia rasanya usiaku bukan lagi untuk menunggu, senin lalu usiaku genap 29 tahun. sudah cukup matang untuk seorang wanita membina sebuah rumah tangga. Tapi disisi lain ada bagian dari hatiku yang mengatakan aku yakin padanya, Aku ingin menunggu.
Aku, kita memang tidak pernah tau apa yang akan terjadi ke depan...besok, minggu depan, bulan depan 2-3-4 bulan kedepan, tahun depan. mungkin akan ada harapan yang datang. Akan ada jalan yang mempermudah kami untuk bersatu. Semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk kita berdua sayang...Aku berharap dan berdoa agar Tuhan mempersatukan kita. Amin.
Dia seringkali berpikir untuk mengunjungiku, dan sangat memikirkan untuk menikahiku...
tapi dia selalu bilang dia butuh uang. yaaa...tidak dipungkiri segalanya butuh biaya. walaupun aku tidak pernah menuntut apa-apa darinya tapi setidaknya mungkin dia memikirkan bagaimana membiayai hidupnya, Aku sendiri pikirannya sederhana, menikah saja dulu. yang lain-lain nanti kita pikirkan, hehe... walalupun sebenernya tidak seperti itu. Tapi dalam Islam di percayai kalau menikah itu akan membuka pintu rejeki...dengan catatan kita selalu berusaha mencari pintu-pintu rejeki itu...
hari ini aku berdoa pada Tuhan untuk menggerakan hatimu semakin mendekat dengan ku dan selalu mencari cara untuk kita bersama. Aku sayang kamuuu... Alan

Jumat, 18 Maret 2016

Sudah kuputuskan bahwa aku akan selalu bahagia

Cerita hidup itu memang tidak pernah bisa di tebak. Alhamdulillah perputaran hidup ini begitu cepat, Belum genap setahun aku berhenti mengajar...tapi hidupku rasanya sudah move on kalau dari segi finansial, lumayan bisa nabung dan jalan-jalan.
Tapi lain cerita tentang kehidupan cintaku. Akhir tahun lalu aku masih sendiri, dan masih terus berusaha mencari...hehe...berawal dari iseng tadinya..antara yakin dan ga yakin, tapi karena kebaikan yang dia tunjukkan aku luluh juga, sekarang sepertinya hatiku sudah dia dapatkan. Penyakitku, masih sama, mungkin terlalu tergesa-gesa, dan aku over protective. Dari awal kami berkenalan selalu saja dipikiran ku tersirat, kalau aku menyangsikan hubungan ini, tentang usia kita yang terpaut 23 tahun, tentang dimana kami akan tinggal setelah menikah, bagaimana respon keluargaku tentang perbedaan usiaku dengan dia, bagai mana soal agama kami ketika menikah, bagaimana jika bayi di Thailand itu anaknya yang akan menjadi tanggungannya, dll. begitu banyak hal-hal yang terlintas di benaku tapi aku mencoba menepisnya. Soal usia, soal umur tidak ada yang tahu...menikah dengan yang muda belum tentu juga usianya panjang, begitu pikirku mematahkan kesangsian batinku mengenai usia. tentang respon keluargaku, aku pikir jika dia bersikap baik dan tanggung jawab mungkin usia tidak akan menjadi masalah oleh keluargaku, begitupun dengan penampilannya yang bertindik dan badan dipenuhi tato, Dan soal dimana nanti kami akan tinggal aku tidak pernah menemukan jawabnya, dia bekerja di OZ tapi kewarganegaraan NZ, yang terlintas dibenaku ya kita mungkin kita akan tinggal di Bali. murah untuk dia terbang ke Bali di banding ke bagian lain OZ. Dan mungkin sesekali aku ikut dengnnya ke OZ atau ke NZ. begitu bayanganku. begitu besar angan-angan indah ku, membayangkan hidup kami akan bahagia dengan anak-anak kami nanti. Hmmm...tapi sekarang entahlah...harapan-harapan itu seperti pupus dan meluntur seketika...begitu cepat mimpi ini berbelok haluan.
Sepertinya belum genap 3 bulan usia hubungan kami, tapi banyak cerita dan aku seperti terbang seketika dan terhempas tiba-tiba. Selama berjalan 3 bulan ini dia membuat aku senang, itu yang membuatku menepis semua pikiran-pikiran negatif ku tentang dia. Ketika aku mulai merasa jatuh cinta, begitu cepatnya...sangat terasa perubahan dia walau sedikit, aku tau kami LDR mungkin chat terkadang bisa menjadi salah paham karena kita tidak bicara saling berhadapan. tapi, aku sangat sensitive soal ini, gaya bahasa, frequensi chat, cara dia menjawab...aku merasa ada yang lain. Salahnya aku. aku selalu mendesaknya dengan pertanyaan-pertanyaa yang aku selalu tidak puas dengan jawabannya. Mungkin lama kelamaan dia merasa risih, dan merasa aku tidak percaya. Tapi diluar rasa bersalahku tentang aku yang banyak bertanya, aku merasa ada hal yang dia sembunyikan. entah itu soal hubungannya di Thailand atau tentang perasaannya sendiri terhadap hubungan kita.
Sampai akhirnya dia bilang dia ragu tentang bagai mana hubungan kita selanjutnya, dia bilang dia ingin lebih sering pulang ke NZ, dia tidak bisa memilih keduanya antara OZ-Indo dan OZ-NZ. dan dia juga masih menuggu hasil soal Bayi di Thailand. Dia bilang bukan ide yang bagus dulu dia merasa bisa memiliki hubungan dengan wanita dari beda negara, Aku tahu dia juga mungkin sedang berfikir ke depan tentang semuanya, dia juga mungkin seperti aku memikirkan banyak hal yang mungkin terjadi dan apa yang tidak mungkin. Tapi aku kecewa, mengapa dia begitu mudah menyerah setelah harapan-harapan itu dia yang membangunnya sendiri sehingga aku terbawa terbang. Mimpi yang indah dan keoptimisannya tentang hubungan kita dan masa depan. Mengapa dia berubah begitu cepat, mengatakanya langsung dan sangat menyakitiku. Perubahannya itu membuat aku merasa dipermainkan. membuat aku berfikir ini hanya permainnanya, Sejak awal dia memang tidak pernah bermaksud terlalu jauh denganku. Entahlah....terlalu menyakitkan utukku memikirkan kemungkinan itu. Dia tidak merespon telepon ku, tidak menjawab chatku.
Setelah aku mengurung diri selama 3 hari ini dengan segala perasaanku yang kalut dan campur aduk. sedih, kecewa, marah, dan merasa bersalah mengapa aku sampai ada di kondisi ini. Aku sakit. Akhirnya aku bisa menerima jika dia merasa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan jika dia memang memikirkan yang mugkin hampir sama denganku sejak awal. Tapi sungguh aku seperti di cabik ketika aku tahu dia masih saja membuka dating site tempat kita berkenalan, sementara dia tidak membalas chat ku. Apa maksudnya? Dia sedang mencari yang lain? Jadi benarkah dia memermainkanku? Soal yang diamkatakan tentang ide buruk untuk memiliki hubungan dengan wanita dari beda negara itu hanya alasannya untuk mengakhiri hubungan ini. Sungguh aku sangat tidak terima jika di kemudian hari kudapat dia bersama wanita asia/beda negara. Hmmm...yasudahlah aku sudah cukup menyiksa badanku 3 hari ini, mengurung diri dan kurang makan. Lebih baik aku mencari cara bagaimana membuat diriku ini bahagia, bagai mana membuat orang disekelilingku bahagia. bukan menghabiskan waktuku menyiksa diriku sendiri dengan kekecewan ini.
Hidupku masih panjang kedepan, dan masih banyak hutangku untuk membehagiakan orang-orang disekitarku, masih banyak cita-citaku yang harus aku wujudkan. Aku harus move on secepatnya.
Hidup ini hanya sebentar dan satu kali, jadi sudah kuputuskan bahwa aku akan selalu bahagia. :)

Rabu, 24 Februari 2016

menulis merupakan sebuah indikasi tingkat kegalauanku yang melampaui batas normal.


Pencerahan itu datang awal tahun lalu, Dari aku yang tidak tau apa-apa (dan sekarang masih tidak banyak tau) sampai menjadi sok tahu. Dari aku yang tidak ada kerjaan atau kurang kerjaan menjadi sok sibuk dan seolah-solah tidak punya waktu untuk sekedar menggalau. Dari aku yang hanya suka berekperimen membuat kue menjadi seorang penyuplai kue kecil-kecilan. Ya alur cerita hidupku berubah, Secara finansial aku lebih baik dari tahun sebelumnya.

Skenario asli hidupku mungkin sudah terlalu seperti cerita sinetron dalam episode panjang mencapai klimaks cerita yang entah kapan memulai babak baru. Selama ini aku memang cengeng dan mudah menangis, Tapi aku tidak pernah menunjukan atau bahkan meminta orang lain untuk berbelas kasih. Bukan aku angkuh atas pertolongan orang, Hanya saja merasa tidak nyaman atas kekecewaan pada pengharapan terhadap orang lain. Itu hal yang paling aku hindari. Jadi, sebisa mungkin aku mengerjakan semuanya sendiri dan aku mampu. Aku tidak suka merengek untuk memohon.

hmmmm.....2 paragraf itu aku tulis sekitar 20 hari yang lalu (mungkin). Tanpa aku tahu apa yang akan terjadi saat ini. Hari dimana aku menulis paragraf itu, perasaanku campur aduk tapi masih relatif datar. 

Berawal dari sebuah sms teror yang diterima suami tanteku yang isinya berkaitan dengan anakku, Falih. Aku tidak khawatir dengan isi smsnya, Tapi aku bingung dengan maksud dari sms itu. Hari berlalu dan sms itu datang lagi, kali ini terdapat namaku didalamnya yang seolah-olah dia sebagai seorang yang kenal dekat denganku. Aku semakin tidak mengerti apa maksudnya. Semakin bingung juga karena setelah meminta no telepon sang peneror itu pun tak pernah di beri. dan tidak terpkirkan olehku siapa pengirimnya. Ya sudahlah... aku mencoba tidak peduli. Tidak mau ambil pusing, tapi sekarang kepalaku malah sering sakit.

Seperti ada penyejuk ketika mamah datang ke Bandung, aku ceritakan semuanya. Ya...sudah bisa ditebak, Mamah tidak banyak komentar. Tapi setidaknya aku sudah menceritakan kebingunganku.
Hari kelima mamah di Bandung dan akan pulang ke Bekasi esok harinya, tiba-tiba saja aku merasa begitu takut kesepian. Rasa ketakutan tentang rasa sepi begitu menyeramkan untukku sejak kecil. Kuputuskan untuk ikut ke Bekasi, ke rumah reotku yang berantakan dan entah masih layak huni atau tidak. Aku tidak peduli, Setidaknya aku tidak merasa kesepian. Tak disangka Falih ingin ikut, tumben sekali. Ku "iya" kan keinginan Falih untuk ikut. Aku senang. Malam sebelum kami berangkat begitu banyak harapan ku dan Falih, ingin jalan-jalan ke taman safari, taman mini, ragunan, atau kemanapun. Harapanku ini sebagai penyenang Falih, karna dia jarang sekali ke Bekasi. Tapi...aku sedang tidak punya uang, begitupun mamah. Hanya ada tiga lembar uang biru. Semua rekeningpun saldonya di batas limit. Sedih.  Ya setidaknya berkumpul di Bekasi adalah penyenang meskipun kami tidak pergi kemana-mana. Esok paginya, kuterima broadcast via bbm yg isinya kalau honor pengganti transport supervisi siswa prakerin semester lalu bisa di ambil. Alhamdulillah, pikirku, ini untuk menambah ongkosku ke Bekasi. Ada saja jalan yang Allah berikan. Ya statusku hari itu (semingg u yang lalu) masih sebagai guru di sebuah SMK. Saat itu aku tidak pernah tahu apa yang terjadi hari ini.

Rencanaku hanya 2 hari di Bekasi, tapi ternyata Falih ingin lebih lama. Dia ingin pulang hari Minggu. Aku tidak masalah, malah senang. keingnan Falih untuk jalan-jalan di ganti dengan mainan, dan Falih tetap senang. Dihari kedua, hari dimana seharusnya aku pulang ternyata handphone andalan kesayanganku hilang. Handphone yang mungkin posisinya seperti kekasih buat ku. Segalanya disana. Sumber uang, sumber pekerjaan, sumber cerita cinta, sumber hiburan dan mungkin bahkan sebagai sumber bahaya juga. Kekasih yang mungkin separuh jiwa ini (hahaha....). lemas tak bertenaga ketika aku menyadari kalau handphoneku hilang. bagaimana tidak, cuma hanphone yang menjadi hiburanku saat tidak ada pekerjaan. yang menghubungkan aku dengan teman-teman yang bisa aku ajak mengobrol,cerita tentang apapun tanpa suara tpi melalui beberapa aplikasi chat. yang membuat aku update dengan berita yang sedang heboh (pembunuhan Angeline), yang membuat aku mencari tau dan banyak membaca tentang apapun yang ingin aku cari tahu dengan account google kesayanganku. (malam sebelumya aku browsing tentang apa itu Syiah, yang membuat aku semakin pusing dan tidak mengerti tentang apa itu agama) Kembali lagi ke cerita handphone. Aku tidak pernah menyadari bagaimana kronologis hilangnya hp itu. aku tidak ingat kalau aku membawanya, tapi sepertinya dia jatuh dari saku celana pendekku saat aku dibonceng motor oleh adikku. Bingung, sedih begitu berlipat ganda karna aku sadar sedang tidak punya uang untuk membeli yang baru. Tapi mau bagaimana lagi, satu-satunya cara untuk melepaskan diri ini dari beban pikiran ya ikhlas. Hanya foto-foto kenangan sejak 2014 yang tidak terselamatkan. Ini bukan kali pertama aku keehilangan hp, akhir tahun lalupun aku kehilangan hp 1 x, dan powerbank 2x, juga kehilangan selembar uang seratus ribu yang terbang begitu saja dari saku celana yang sama saat aku kehilangan hp terakhir kmarin, ceroboh memang. Sempat terfikir untuk memback up segala foto di hp setelah kehilangan bb, tapi selalu malas. dan akhirnya semua kenangan dari foto-foto ditahun 2014 sebaian besar tidak terselamatkan. Pada akhirnya karna ketergantunganku yang akut, aku pindahkan semuan account chat  dan segala jejaringsosialku ke tablet milik adikku, De Wanti, yang baik hati. Sehingga kehampaan dan kesedihanku sedikit terbayar. Ku lalui hari-hariku di bekasi hanya dirumah, tepatnya dikamar. Karena bagian lain dari rumah kami sudah seperti tempat umum, ya karna hari-hari biasa rumah ini adalah PAUD, jadi hanya tinggal tersisa satu kamar yang sedikit miliki privasi. Akirnya hari-hariku di Bekasi hanya dilalui di rumah. Tapi entah bagaimana aku merasa tenang walau semua serba apa adanya. Hanya saja Falih sering membuat anak Aa, Putra, menangis. membuat aku jadi kadang serba salah. Tapi itu hanya anak-anak tidak usah dijadikan masalah .


*pertengahan tahun 2015*