Bulan Maret lalu galau...kini cerita cintaku sudah lain lagi...
Sejak lama aku mengaguminya tapi tidak pernah berharap terlalu jauh karena dia memang jauh di UK. Sampai akhirnya dia pindah ke Bangkok, Thailand tahun lalu, kami masih saja tidak pernah membahas soal masa depan. Aku sendiri terlalu takut memulainya. Sampai kemudian ada orang lain yang mendekatiku (yang membuat aku galau maret lalu), sejujurnya aku ragu tapi aku mencoba membuka hati, tapi ternyata dia tidak seserius yang aku pikir. Aku kembali lagi pada pujaan hatiku yang tinggal di Bangkok. Kebetulan aku memiliki kesempatan ke Bangkok akhir Mei lalu. Akhirnya kami bertemu. Nampaknya kami memang tertarik satu sama lain.
karena selama di Bangkok dia tidak bekerja, simpanan uangnya pun mulai menipis, masa tinggalnya di Bangkok tidak dia perpanjang lagi. Disaat yang sama aku tawari dia untuk datang ke Indonesia, aku memang mengundangnya untuk hanya sebatas berlibur disini, karna tidak ingin berpikir terlalu galau untuk hal yang terlalu jauh. Ternyata di saat yang sama pula ada yang menawari pekerjaan di Japan.
Karena izin tinggal di japan lebih mudah dan dengan adanya tawaran pekerjaan akhirnya dia memutuskan untuk ke Jepang. Aku berfikir dari sudut yang positif kalau dia bisa menyambung hidupnya di Jepang, bekerja dan mendapat uang.Walaupun aku sebenarnya ragu dengan pekerjaan yang ditawarkan padanya. Hari ini mungkin hari ke-12 dia tinggal di Japan. Dan aku menyangsikan tentang bagaimana kelangsungan hidupnya disana. Dia tinggal di rumah Mr. Matsunaga, dan bekerja di tanah Mr. Matsunaga untuk mendapatkan makan dan tinggal gratis. Belum ada kabar juga tentang bagaimana pekerjaan yang temannya tawarkan. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk bertanyaa soal rencananya kedepan. Dia berpikir untuk kembali ke UK karena tidak yakin untuk stay di Japan. aku sedih tapi aku g mau nunjukin kalau aku sedih. Asia masih mungkin aku jangkau, sebenarnya UK pun mungkin saja. Tapi rasanya ga berani untuk membayangkannya. Jika dikaitkan dengan usia rasanya usiaku bukan lagi untuk menunggu, senin lalu usiaku genap 29 tahun. sudah cukup matang untuk seorang wanita membina sebuah rumah tangga. Tapi disisi lain ada bagian dari hatiku yang mengatakan aku yakin padanya, Aku ingin menunggu.
Aku, kita memang tidak pernah tau apa yang akan terjadi ke depan...besok, minggu depan, bulan depan 2-3-4 bulan kedepan, tahun depan. mungkin akan ada harapan yang datang. Akan ada jalan yang mempermudah kami untuk bersatu. Semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk kita berdua sayang...Aku berharap dan berdoa agar Tuhan mempersatukan kita. Amin.
Dia seringkali berpikir untuk mengunjungiku, dan sangat memikirkan untuk menikahiku...
tapi dia selalu bilang dia butuh uang. yaaa...tidak dipungkiri segalanya butuh biaya. walaupun aku tidak pernah menuntut apa-apa darinya tapi setidaknya mungkin dia memikirkan bagaimana membiayai hidupnya, Aku sendiri pikirannya sederhana, menikah saja dulu. yang lain-lain nanti kita pikirkan, hehe... walalupun sebenernya tidak seperti itu. Tapi dalam Islam di percayai kalau menikah itu akan membuka pintu rejeki...dengan catatan kita selalu berusaha mencari pintu-pintu rejeki itu...
hari ini aku berdoa pada Tuhan untuk menggerakan hatimu semakin mendekat dengan ku dan selalu mencari cara untuk kita bersama. Aku sayang kamuuu... Alan
Jumat, 08 Juli 2016
Lagi-lagi Cinta....Iya...Aku Cinta Kamu...
Jumat, 18 Maret 2016
Sudah kuputuskan bahwa aku akan selalu bahagia
Cerita hidup itu memang tidak pernah bisa di tebak. Alhamdulillah perputaran hidup ini begitu cepat, Belum genap setahun aku berhenti mengajar...tapi hidupku rasanya sudah move on kalau dari segi finansial, lumayan bisa nabung dan jalan-jalan.
Tapi lain cerita tentang kehidupan cintaku. Akhir tahun lalu aku masih sendiri, dan masih terus berusaha mencari...hehe...berawal dari iseng tadinya..antara yakin dan ga yakin, tapi karena kebaikan yang dia tunjukkan aku luluh juga, sekarang sepertinya hatiku sudah dia dapatkan. Penyakitku, masih sama, mungkin terlalu tergesa-gesa, dan aku over protective. Dari awal kami berkenalan selalu saja dipikiran ku tersirat, kalau aku menyangsikan hubungan ini, tentang usia kita yang terpaut 23 tahun, tentang dimana kami akan tinggal setelah menikah, bagaimana respon keluargaku tentang perbedaan usiaku dengan dia, bagai mana soal agama kami ketika menikah, bagaimana jika bayi di Thailand itu anaknya yang akan menjadi tanggungannya, dll. begitu banyak hal-hal yang terlintas di benaku tapi aku mencoba menepisnya. Soal usia, soal umur tidak ada yang tahu...menikah dengan yang muda belum tentu juga usianya panjang, begitu pikirku mematahkan kesangsian batinku mengenai usia. tentang respon keluargaku, aku pikir jika dia bersikap baik dan tanggung jawab mungkin usia tidak akan menjadi masalah oleh keluargaku, begitupun dengan penampilannya yang bertindik dan badan dipenuhi tato, Dan soal dimana nanti kami akan tinggal aku tidak pernah menemukan jawabnya, dia bekerja di OZ tapi kewarganegaraan NZ, yang terlintas dibenaku ya kita mungkin kita akan tinggal di Bali. murah untuk dia terbang ke Bali di banding ke bagian lain OZ. Dan mungkin sesekali aku ikut dengnnya ke OZ atau ke NZ. begitu bayanganku. begitu besar angan-angan indah ku, membayangkan hidup kami akan bahagia dengan anak-anak kami nanti. Hmmm...tapi sekarang entahlah...harapan-harapan itu seperti pupus dan meluntur seketika...begitu cepat mimpi ini berbelok haluan.
Sepertinya belum genap 3 bulan usia hubungan kami, tapi banyak cerita dan aku seperti terbang seketika dan terhempas tiba-tiba. Selama berjalan 3 bulan ini dia membuat aku senang, itu yang membuatku menepis semua pikiran-pikiran negatif ku tentang dia. Ketika aku mulai merasa jatuh cinta, begitu cepatnya...sangat terasa perubahan dia walau sedikit, aku tau kami LDR mungkin chat terkadang bisa menjadi salah paham karena kita tidak bicara saling berhadapan. tapi, aku sangat sensitive soal ini, gaya bahasa, frequensi chat, cara dia menjawab...aku merasa ada yang lain. Salahnya aku. aku selalu mendesaknya dengan pertanyaan-pertanyaa yang aku selalu tidak puas dengan jawabannya. Mungkin lama kelamaan dia merasa risih, dan merasa aku tidak percaya. Tapi diluar rasa bersalahku tentang aku yang banyak bertanya, aku merasa ada hal yang dia sembunyikan. entah itu soal hubungannya di Thailand atau tentang perasaannya sendiri terhadap hubungan kita.
Sampai akhirnya dia bilang dia ragu tentang bagai mana hubungan kita selanjutnya, dia bilang dia ingin lebih sering pulang ke NZ, dia tidak bisa memilih keduanya antara OZ-Indo dan OZ-NZ. dan dia juga masih menuggu hasil soal Bayi di Thailand. Dia bilang bukan ide yang bagus dulu dia merasa bisa memiliki hubungan dengan wanita dari beda negara, Aku tahu dia juga mungkin sedang berfikir ke depan tentang semuanya, dia juga mungkin seperti aku memikirkan banyak hal yang mungkin terjadi dan apa yang tidak mungkin. Tapi aku kecewa, mengapa dia begitu mudah menyerah setelah harapan-harapan itu dia yang membangunnya sendiri sehingga aku terbawa terbang. Mimpi yang indah dan keoptimisannya tentang hubungan kita dan masa depan. Mengapa dia berubah begitu cepat, mengatakanya langsung dan sangat menyakitiku. Perubahannya itu membuat aku merasa dipermainkan. membuat aku berfikir ini hanya permainnanya, Sejak awal dia memang tidak pernah bermaksud terlalu jauh denganku. Entahlah....terlalu menyakitkan utukku memikirkan kemungkinan itu. Dia tidak merespon telepon ku, tidak menjawab chatku.
Setelah aku mengurung diri selama 3 hari ini dengan segala perasaanku yang kalut dan campur aduk. sedih, kecewa, marah, dan merasa bersalah mengapa aku sampai ada di kondisi ini. Aku sakit. Akhirnya aku bisa menerima jika dia merasa hubungan ini tidak bisa dilanjutkan jika dia memang memikirkan yang mugkin hampir sama denganku sejak awal. Tapi sungguh aku seperti di cabik ketika aku tahu dia masih saja membuka dating site tempat kita berkenalan, sementara dia tidak membalas chat ku. Apa maksudnya? Dia sedang mencari yang lain? Jadi benarkah dia memermainkanku? Soal yang diamkatakan tentang ide buruk untuk memiliki hubungan dengan wanita dari beda negara itu hanya alasannya untuk mengakhiri hubungan ini. Sungguh aku sangat tidak terima jika di kemudian hari kudapat dia bersama wanita asia/beda negara. Hmmm...yasudahlah aku sudah cukup menyiksa badanku 3 hari ini, mengurung diri dan kurang makan. Lebih baik aku mencari cara bagaimana membuat diriku ini bahagia, bagai mana membuat orang disekelilingku bahagia. bukan menghabiskan waktuku menyiksa diriku sendiri dengan kekecewan ini.
Hidupku masih panjang kedepan, dan masih banyak hutangku untuk membehagiakan orang-orang disekitarku, masih banyak cita-citaku yang harus aku wujudkan. Aku harus move on secepatnya.
Hidup ini hanya sebentar dan satu kali, jadi sudah kuputuskan bahwa aku akan selalu bahagia. :)
Rabu, 24 Februari 2016
menulis merupakan sebuah indikasi tingkat kegalauanku yang melampaui batas normal.
*pertengahan tahun 2015*